1. Pengenalan Mummy
Mumi adalah sebuah mayat yang diawetkan, dikarenakan perlindungan dari dekomposisi oleh cara alami atau buatan, sehingga bentuk awalnya tetap terjaga. Ini dapat dicapai dengan menaruh tubuh tersebut di tempat yang sangat kering atau sangat dingin, atau ketiadaan oksigen, atau penggunaan bahan kimiawi.
Mumi paling terkenal adalah mumi yang dibalsam dengan tujuan pengawetan tertentu, terutama dalam Mesir kuno. Orang Mesir percaya bahwa badan adalah tempat Ka seseorang yang sangat penting dalam masa setelah hidup.
2. Proses Pembuatan Mummy
- Cara embalmers
Ada berbagai teknik pembuatan mumi yang telah dikembangkan oleh embalmers, yaitu orang yang pekerjaannya membuat mumi. Pada umumnya metode yang dipakai untuk pengerjaan mumi adalah sebagai berikut: Pertama adalah prosees pengeluaran otak. Pada masa ini orangMesir kuno belum mengetahui betapa pentingnya fungsi otak. Sebuah pengait akan dimasukkan dari lubang hidung tembus ke wilayah otak. Kemudian sebuah alat kecil semacam stik dari besi akan dipakai untuk mengaduk otak sampai cair. Dalam waktu dua hari cairan otak akan mengalir keluar dari lubang hidung dan untuk memudahkan keluarnya cairan tersebut, biasanya jenazah akan diletakkan dalam posisis tengkurap. Setelah benar-benar bersih dari cairan otak. Melalui lubang yang ada mereka akan memasukkan kain linen ke dalam tengkorang kemudian cairan getak tumbuhan, disebut resins akan dialirkan melalui hidung ke dalamnya.
Selanjutnya, mereka akan menoreh perut sebelah kiri untuk mengeluarkan isi perut seperti usus, hari, paru-paru dan lambung agar tidak terjadi pembusukan, sedangkan jantung dibiarkan pada tempatnya karena orang Mesir kuno menganggap jantung sebagai sumber kecerdasan, pemikiran dan perasaan, jadi sangat penting untuk kehidupan sesudah kematian.
Bagian dalam tubuh kemudian dibasuh dengan cairan natron atau anggur dan dikeringkan dengan natron padat. Natron adalah campuran garam dan soda, senyawa ini ditemukan di wadi Natrun dekat Cairo. Jika natron tidak tersedia, garam biasa pun dapat dimanfaatkan untuk proses pembuatan mumi. Fungsi natron dan garam seperti fungsi pasir gurun yang panas, zat ini dapat menyerap semua cairan tubuh sehingga tubuh jenazah menjadi kering dan dapat diawetkan.
Selanjutnya tubuh calon mumi ini diletakkan di atas sebuah dipan batu dan ditaburi bubuk natron untu didiamkan selama 40 hari atau lebih agar benar-benar bebas dari cairan. Kadang-kadang karena kondisinya yang sangat kering beberapa bagian anggota tubuh akan coplok atau terlepas, seperti jari jemari tangan dan kaki, namun embalmers akan menyiasatinya dengan membuatkan jari baru dari kain linen, kayu atau emas. Yang penting setelah dibungkus tidak ada anggota tubuh mumi yang hilang, semuanya harus lengkap.
Setelah bener-benar kering, tubuh mumi akan kembali dibersihkan dan kembali diisi dengan lebih banyak natron, kain linen dari berbagai rempah seperti myrrh, bubuk gergajian kayu dsb. Setelah lubang di sisi kiri perut dijahit kembali dangan rapi, tubuh mumi akan dibaluri dengan getah atau resins, antuk selanjutnya dibalut dengan linen. Proses pembalutan pun dimulai. Dibutuhkan bermeter-meter kain untuk satu mumi. Bagian jari kaki serta tangan dibaluti lebih dulu. Di sebagian kain, akan dituliskan kalimat-kalimat ajaib yang dipercaya dapat menolong mumi di kehidupan setelah mati. Jimat-jimat pelindung disisipi dalam balutan tersebut, selanjutnya sebuah kain yang sangat lebar akan menutup seluruh tubuh dan diikat rapi dengan tali dari kain linen pula.
Pada bagian wajah mumi yang sudah terbungkus itu akan dipasang sebuah topeng yang serupa dengan wajah jenazah semasa hidupnya. Topeng ini dibuat dari semacam papier marche namun ada pula yang terbuat dari lempengan emas murni. Patung wajah mumi Fir'au Tutankhamun sangat terkenal di seluruh dunia karena terbuat dari emas murni yang dicetak dengan sangat cermat sehingga dapat mewakili serta mengekspresikan wajah Raja Tutankhamun dengan sempurna lengkap dengan dengan hiasan kerajaan kebesarannya.
Mumi yang telah terbungkus rapi akan diletakkan ke dalam sebuah peti atau bebarapa peti secara berturut-turut untuk kemudian dimasukkan ke dalam sebuah sarcophagus. Beberapa ahli memperkirakan pembuatan mumi memerlukan waktu 70 hari atau lebih, yaitu 40 hari untuk mengeringkan tubuh mumi dan 30 hari untuk membungkusnya. Hanya keluarga raja, bangsawan atau orang kaya saja yang sanggup membiayai pembuatan mumi ini, untuk orang biasa mereka cukup membungkut tubuh mumi dengan garam tanpa membuang isi perut dan tidak menggunakan rempah-rempah mahal semacam myrrh, sebelum memasukkannnya ke dalam seabuah peti kayu yang sangat sederhana.
Sebuah tim peneliti Jerman menyatakan telah mengungkap rahasia pengawetan mumi Mesir kuno. Dari hasil penelitian, ilmuwan berpendapat bahwa rahasia pengawet mumi adalah suatu zat ekstrak pinus salju, dan menurut mereka dengan menggunakan teknik yang matang bangsa Mesir kuno mengambil zat pengawet dari sari pohon pinus salju. Sari pohon pinus salju itu mengandung komposisi utama zat pengawet. Bangsa Mesir mengawetkan jasad keluarga yang meninggal menjadi mumi, dengan harapan agar orangyang meninggal mendapatkan kehidupan yang abadi.
- Cara Pohon Pinus Salju
Penulis ensiklopedia Romawi kuno, Pulini pernah membuat catatan tentang resep ramuan pengawet, namun sejarawan Mesir ini malah mengabaikan catatannya, barulah sekarang para ilmuwan berdasarkan cara-cara yang tercatat dalam buku tersebut mendapatkan bahan pengawet dari pohon pinus salju. Melalui percobaan kimiawi pinus salju pada potongan daging babi segar, peneliti mendapati bahwa zat kimia ini memiliki efek antikuman yang sangat kuat, lagi pula tidak mengakibatkan efek negatif terhadap susunan tubuh.
Mumifikasi terjadi pada suhu panas dan kering sehingga tubuh akan terdehidrasi dengan cepat. Mumifikasi terjadi pada 12-14 minggu. Jaringan akan berubah menjadi keras, kering, warna coklat gelap, berkeriput dan tidak membusuk.
3. Penemuan Mummy
Di Cina, telah ditemukan dari peti mati sipres yang tenggelam dengan menggunakan tanaman obat-obatan.
Mumi yang terbentuk karena kejadian alami, seperti di tempat super dingin (Ötzi manusia es, asam (manusia Tollund) atau kekeringan yang ditemukan di banyak tempat di dunia. Beberapa mumi yang terawet baik dalam kondisi alami bermulai sejak periode Inca di Peru.
- Tim arkeologi Mesir, yang melakukan penggalian di sebuah tempat pusat kegiatan pemuda negeri itu, telah menemukan 14 makam dari abad ke-3 sebelum Masehi. Salah satunya adalah mumi perempuan yang mengenakan perhiasan.
"Makam dari zaman Yunani-Romawi yang terletak di Oase Bahariya, 300 kilometer barat daya Kairo, itu diindikasikan sebagai bagian kecil dari permakaman yang lebih besar lagi," kata Kementerian Kebudayaan Mesir, Senin (12/4).
Ditemukan juga, mumi wanita setinggi 97 sentimeter di bawah tangga dan dihiasi berbagai perhiasan berwarna-warni. Selain mumi, di makam itu, tim arkeologi juga menemukan harta.
Karena itu, oleh pemerintah, area itu pun diubah statusnya dari pusat kegiatan pemuda menjadi situs bersejarah Mesir. "Awalnya, penggalian hanya menemukan empat topeng anthropoid (menyerupai manusia) yang terbuat dari plester, kepingan yang berukirkan gambar empat anak Horus, beberapa koin uang logam, serta tanah liat," kata kepala tim peneliti Zahi Hawass.
Empat putra Horus, yakni Imsety, Duamutef, Hapi, dan Qebehsenuef, merupakan dewa kuno Mesir. Ukiran itu menunjukkan adanya pengaruh religi Mesir dalam periode Yunani-Romawi.
Para dewa itu dipercaya melindungi berbagai organ tubuh mumi seperti perut, hati, lambung, usus, dan paru-paru. Adapun Oase Bahariya juga dikenal sebagai Valley of the Golden Mummies. Pada 1996, ditemukan 17 makam dengan 254 mumi di wilayah itu.
- Kalangan arkeolog mengambil mumi itu dari sarcophagus dan menyimpannya di sebuah peti dengan pengaturan suhu di makamnya di Lembah Para Raja Luxor. Peristiwa itu terjadi 85 tahun setelah makam Firaun ditemukan oleh petualang Inggris Howard Carter. Sampai sekarang, hanya 50 orang yang pernah melihat wajah raja bocah yang meninggal lebih dari 3000 tahun lalu. Saat para pakar itu mengangkat Tutankhamun dari peti jenazahnya mereka menyingkirkan kain putih yang menutupi dia, muncullah wajah berwarna hitam dan tubuhnya.
Langkah itu dilakukan sebagai bagian dari cara melindungi jenazah dia. Arkeolog menyatakan jenazah itu terancam karena panas dan kelembaban di dalam makam itu karena sejumlah besar turis yang berkunjung setiap tahun. “Golden boy itu memiliki keajaiban dan misteri, oleh karena itu setiap orang dari seluruh dunia datang ke Mesir untuk melihat apa yang dilakukan untuk melindungi golden boy dan semuanya saya yakin datang untuk menyaksikan golden boy,” ujar Kepala Bidang Peninggalan Mesir Zahi Hawass sebelum jenazahnya dipindahkan. Topeng emas Tutankhamun dicopot dengan pisau panas dan kabel Tutankhamun berkuasa di Mesir 1333 sampai 1324 SM dan diyakini naik tahta dalam usia sekitar 9 tahun. Meskipun semasa hidupnya tidak memiliki sejarah yang menentukan, kematian Tutankhamun mendapat perhatian dunia karena makamnya dalam kedaan utuh ketika dibuka oleh Carter tahun 1922. Makamnya berisi harta karun emas dan kayu hitam indah yang dianggap mewah ketika Carter melihat kedalam makam itu. Ditanya apa yang dia saksikan, jawabannya yang terkenal “Ya, sesuatu yang mengagumkan.”
Penyebab kematian Karya agung makam itu adalah jenazah firaun yang dibuat mumi, ditutupi jimat dan perhiasan serta mengenakan topeng emas. Dalam upaya mengambil harta karun itu, Carter dan timnya memotong jenazah itu kedalam beberapa bagian, memenggal lengan dan kepalanya dan menggunakan pisau panas dan kabel untuk menyingkirkan topeng emas yang direkat ke wajah Tutankhamun dengan proses pembalseman. Tahun 2005 kalangan ilmuwan merekontruksi Tutankhamun Tubuhnya direkonstruksi dan dikembalikan ke sarcophagus aslinya tahun 1926. Kemudian pernah dibawa keluar untuk pengujian sinar X tiga kali dalam beberapa tahun berikutnya. Harta karun yang diambil memikat dunia dan menarik jutaan orang datang ke Lembah Para Raja. Pertanyaan mengenap mengapa Tutankhamun meninggal sekitar usia 19 tahun dan gosip adanya kutukan yang membuat meninggal mereka yang terlibat penggalian makamnya makin membuat terkenal firaun.
Ketika tubuhnya diperiksa sinar X tahun 1968, terdapat patahan tulang di tengkoraknya yang mendorong spekulasi bahwa dia dibunuh dengan pukulan. Sejumlah sejarawan berpendapat bahwa dia dibunuh karena berupaya mengembalikan politeisme setelah menggantikan Akhenaten yang meninggalkan dewa-dewa emas Mesir untuk monoteisme. Namun pemeriksaan scan jenazahnya tahun 2005 membuat para peneliti menyatakan dia tidak dibunuh dan mungkin meninggal karena komplikasi tulang kaki yang retak. Kepala bidang peninggalan Mesir Zahi Hawass mengatakan penelitian menunjukkan raja bocah ini meninggal setelah luka karena infeksi meskipun tidak semua tim setuju dengan diagnosa itu namun semua menolak dugaan pembunuhan
- Mumi yang ditemukan dalam posisi mulut seperti menjerit (Screaming Mummy) mulai terungkap. Para peneliti berpendapat mumi ini adalah seorang yang diduga pernah merencanakan pembunuhan terhadap ayahnya, yaitu Firaun Ramses III. Demikian rilis berita National Geographic News. Mumi ini ditemukan pada 1886 dan ditempatkan di museum Mesir di Kairo. Beberapa arkeolog telah mengumpulkan sejumlah cerita legenda mengenai percobaan pembunuhan, bunuh diri dan persekongkolan. Awalnya mumi ini disebut dengan nama pria tak dikenal dan mumi menjerit. Itu karena mumi ini memperlihatkan rahang yang terbuka dan berekspresi murung. Sejak lama mumi ini membingungkan para peneliti terutama menyangkut sebab kematiannya. Beberapa hipotesis mengatakan kemungkinan mumi ini dulunya orang yang dikubur hidup-hidup, diracun atau dibunuh. Ada juga yang menduga mumi ini adalah seorang pangeran yang dibunuh semasa raja Tutankhamun.
Dalam kasus mumi menjerit ini terdapat keanehan. Biasanya sejenis bahan damar dimasukkan ke dalam tempurung otak pada saat proses pembuatan mumi. Tetapi pada mumi menjerit ini justru bahan damar terdapat di dalam kerongkongannya.
- Hanya diterangi oleh obor dan cahaya kamera, pekerja Mesir menemukan sakrofagus berusia 2600 tahun, Mumi ini terbungkus kanvas, merupakan bagian dari penggalian arkeologi di kedalaman 36 kaki di bawah situs purba, Saqqara,
Zahi Hawass, pimpinan tim arkeolog menyebut situs itu sebagai ruang penyimpanan mumi, sebab terdiri dari 8 sakrofagus dan 12 mumi. “Momen saat melihat temuan kita pertamakali adalah puncak kesenangan dari dunia arkeologi,” komentar Hawass. Temuan tersebut diprediksikan berasal dari tahun 640 sebelum masehi, atau zaman pemerintahan dinasti ke-26, kerajaan terakhir Mesir yang merdeka sebelum dijajah bangsa asing.
Menurut Hawass temuan ini sangat penting, sebab banyak situs purbakala lain di Saqqaea, sekitar 12 mil selatan Kairo, yang belum digali. Mumi tersebut diduga adalah makam para penguasa Memphis purba, ibukota kerajaan tua Mesir.
Di antara mumi itu terdapat juga mumi anjing peliharaan dan beberapa anak-anak. Kemungkinan besar mereka adalah sebuah keluarga besar yang kaya. “Hanya orang kaya saja yang memiliki sakrofagus yang terbuat dari Thebes,” jelas Hawass. Thebes adalah kota purba di sebelah barat Nil.
- Sebuah ruang penyimpanan 30 mumi Mesir telah digali dari dalam makam kuno berusia 2.600 tahun. Senin lalu, para arkeolog mengumumkan bahwa penemuan itu diperoleh dalam serangkaian ekskavasi di pekuburan Saqqara di luar Kairo.
Arkeolog terkemuka Mesir, Zahi Hawass, menyatakan makam itu terletak di dasar lorong sedalam 11 meter. Delapan dari 30 mumi itu diletakkan dalam sarkofagus, sedangkan mumi lainnya ditempatkan dalam sebuah lubang di sepanjang dinding.
Hawass menggambarkan tempat itu sebagai sebuah gudang mumi yang diperkirakan berasal dari masa 640 SM. Menurut Hawass, mumi itu dikuburkan semasa dinasti ke-26, yakni masa kerajaan independen Mesir terakhir sebelum ditumbangkan dan digantikan oleh penjajah asing dari Persia. Makam itu ditemukan pada sebuah situs yang jauh lebih tua, yaitu dari zaman dinasti keenam, 4.300 tahun lalu.
Sebagian besar mumi itu dalam kondisi kurang terawetkan dengan baik. Para arkeolog belum bisa memastikan identitas mereka atau mengapa begitu banyak mumi dikubur dalam satu ruangan. Salah satu sarkofagus terbuat dari kayu dan diberi nama Badi N Huri, tapi tidak tertulis jabatan apa pun. "Kemungkinan dia adalah tokoh penting di masa itu. Tapi saya tidak bisa mengatakannya karena tidak ada jabatan," tutur Abdel Hakim Karar, asisten Hawass.
Karar menambahkan bahwa tujuh sarkofagus lainnya belum dibuka. Dari tujuh sarkofagus itu, empat di antaranya tertutup rapat. Ia juga mengatakan makam itu agak aneh. Mumi dari periode akhir seperti itu biasanya tidak ditempatkan dalam lubang batu. "Lubang-lubang seperti ini umumnya digunakan pada dinasti yang amat awal. Jadi, bisa menemukannya pada Dinasti ke-26 adalah sesuatu yang langka," ujar Karar.
Penggalian yang telah berlangsung selama 150 tahun di Saqqara telah mengungkap adanya sebuah pekuburan piramid dan makam yang amat luas. Sebagian besar makam itu berasal dari masa kerajaan lama, tapi ada juga beberapa situs yang berasal dari masa pendudukan Romawi.
Di masa lalu, ekskavasi hanya difokuskan pada salah satu sisi dari dua piramid yang berdekatan, yaitu Piramid Berundak Raja Djoser yang terkenal dan Piramid Unas, raja terakhir dari Dinasti kelima. Daerah tempat makam baru itu ditemukan sampai ke arah barat daya, dan sebagian besar belum tersentuh oleh para arkeolog.
Tak aneh, meskipun penggalian telah bertahun-tahun dilakukan, penemuan baru terus terjadi. Desember tahun lalu, dua makam ditemukan dekat makam baru tersebut. Keduanya dibangun untuk pejabat tinggi, salah seorang di antaranya bertanggung jawab atas quarries, lubang pengambilan batu yang dipakai untuk membangun piramid di dekatnya. Makam lainnya berisi mumi perempuan yang bertanggung jawab untuk menyediakan penghibur bagi Firaun.
November lalu, Hawass mengumumkan penemuan sebuah piramid baru di Saqqara, piramid ke-118 di Mesir, dan piramid ke-12 yang ditemukan di Saqqara. Menurut Hawass, hanya 30 persen monumen Mesir yang telah ditemukan, sedangkan sisanya masih terkubur di dalam pasir.