Booster rem merupakan salah satu komponen dari sistem rem berupa alat bantu mekanis yang dipasang tepat setelah pedal rem dan sebelum master silinder rem. Booster rem diletakan tepat di tengah-tengah kedua komponen tesebut.
Fungsi booster rem adalah untuk membantu memperingan pengemudi saat menginjak pedal rem. Dengan adanya booster rem ini, tenaga (energi) yang dibutuhkan saat menginjak pedal rem tidak perlu terlalu besar sehingga menambah kenyamanan saat berkendara.
Perbesaran gaya yang dihasilkan oleh booster rem, umumnya memanfaatkan udara vakum yang dihasilkan oleh mesin.
Kebanyakan mobil bensin menggunakan booster rem model langsung, yaitu pembesaran gaya pengereman yang langsung memanfaatkan kevakuman udara yang terjadi pada saluran intake manifold. Sedangkan untuk mobil diesel, umumnya mengunakan pompa vakum yang diletakkan di belakang altenator atau dengan menggunakan rangkaian roda gigi tersendiri.
Jadi, boster rem akan bekerja hanya pada saat mesin hidup. Ketika mesin mobil mati, maka booster rem tidak akan bekerja sehingga dibutuhkan tenaga yang lebih besar saat menginjak pedal rem.
Dari beberapa informasi yang ombro dapatkan, booster rem mampu melipat gandakan daya penekanan pada pedal rem hingga 2 sampai 5 kali lipat. Sebagai contoh, tenaga yang digunakan untuk menekan pedal rem adalah sebesar 10kg dan tenaga yang dihasilkan dari panjang pedal rem 25cm adalah sebesar 50Kg.
Dengan menggunakan Booster rem maka tenaga output yang bisa di hasilkan dari Booster rem ini adalah sebesar 268kg, atau 5.35 kali lebih besar dari inputnya (50kg).
Saat ruang A dan ruang B berada pada kondisi vakum, maka piston akan terdorong ke kanan akibat tekanan pegas.
Ketika ruang A dibocorkan kevakumannya dengan cara membuka katup udara (sehingga tekanannya sama dengan tekanan atmosfir), maka piston bergerak ke kiri menekan pegas akibat adanya perbedaan tekanan. Dengan begitu maka batang piston akan menekan piston master silinder.
Baca juga :
Berdasarkan prinsip kerja yang sudah dijelaskan pada paragraf diatas, untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan cara kerja Booster rem secara lebih rinci lagi, terutama pada bagian valve dan poppet.
Pada saat Booster rem tidak bekerja dan push rod tidak mendorong kedalam, control valve (berwarna kuning) dan air valve yang saling terhubung rapat menyebabkan tekanan atmosfir tidak dapat masuk ke dalam variable pressure chamber yang terletak di dalam booster.
Kondisi ini membuat vakum valve dalam posisi terbuka dan menghubungkan ruang antara passage A (constant pressure chamber) dengan ruang yang ada di Passage B (variable pressure chamber) sehingga tidak ada perbedaan tekanan.
Dengan demikian, tekanan di seluruh bagian dalam booster akan sama dan mempertahankan posisi reaction disk untuk tetap disisi kanan karena terdorong oleh pegas.
Ketika pedal rem ditekan, push rod menekan air valve, dan pada saat yang bersamaan control valve ikut terdorong oleh pegas sehingga menutup ruang constant presure chamber yang merupakan ruang vakum.
Posisi push rod yang menekan air valve,menyebabkan terbukanya ruang antara air valve dengan control valve yang berisi udara bertekanan atmosfir. Terbukanya ruang tersebut menyebabkan udara yang bertekanan atmosfir masuk kedalam variable pressure chamber, sehingga terjadi perbedaan tekanan dengan constant pressure chamber yang berisi udara vakum.
Perbedaan tekanan ini menyebabkan diaphragm bergerak ke kiri bersama dengan reaction disk. Gaya ini kemudian diteruskan melalui reaction disk dan dilanjutkan ke booster push rod untuk digunakan sebagai pendorong piston di dalam silinder master rem.
Artikel ini diarsipkan pada kategori : Teori-Otomotif
Fungsi booster rem adalah untuk membantu memperingan pengemudi saat menginjak pedal rem. Dengan adanya booster rem ini, tenaga (energi) yang dibutuhkan saat menginjak pedal rem tidak perlu terlalu besar sehingga menambah kenyamanan saat berkendara.
Perbesaran gaya yang dihasilkan oleh booster rem, umumnya memanfaatkan udara vakum yang dihasilkan oleh mesin.
Kebanyakan mobil bensin menggunakan booster rem model langsung, yaitu pembesaran gaya pengereman yang langsung memanfaatkan kevakuman udara yang terjadi pada saluran intake manifold. Sedangkan untuk mobil diesel, umumnya mengunakan pompa vakum yang diletakkan di belakang altenator atau dengan menggunakan rangkaian roda gigi tersendiri.
Jadi, boster rem akan bekerja hanya pada saat mesin hidup. Ketika mesin mobil mati, maka booster rem tidak akan bekerja sehingga dibutuhkan tenaga yang lebih besar saat menginjak pedal rem.
Dari beberapa informasi yang ombro dapatkan, booster rem mampu melipat gandakan daya penekanan pada pedal rem hingga 2 sampai 5 kali lipat. Sebagai contoh, tenaga yang digunakan untuk menekan pedal rem adalah sebesar 10kg dan tenaga yang dihasilkan dari panjang pedal rem 25cm adalah sebesar 50Kg.
Dengan menggunakan Booster rem maka tenaga output yang bisa di hasilkan dari Booster rem ini adalah sebesar 268kg, atau 5.35 kali lebih besar dari inputnya (50kg).
Prinsip kerja Booster rem
Saat ruang A dan ruang B berada pada kondisi vakum, maka piston akan terdorong ke kanan akibat tekanan pegas.
Ketika ruang A dibocorkan kevakumannya dengan cara membuka katup udara (sehingga tekanannya sama dengan tekanan atmosfir), maka piston bergerak ke kiri menekan pegas akibat adanya perbedaan tekanan. Dengan begitu maka batang piston akan menekan piston master silinder.
Baca juga :
- Cara periksa kondisi rem mobil sendiri
- Inilah 4 penyebab rem mobil bunyi
- 12 Komponen rem cakram mobil
Cara Kerja Booster rem
Berdasarkan prinsip kerja yang sudah dijelaskan pada paragraf diatas, untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan cara kerja Booster rem secara lebih rinci lagi, terutama pada bagian valve dan poppet.
(1) Pada saat tidak bekerja
booster rem saat tidak bekerja |
Pada saat Booster rem tidak bekerja dan push rod tidak mendorong kedalam, control valve (berwarna kuning) dan air valve yang saling terhubung rapat menyebabkan tekanan atmosfir tidak dapat masuk ke dalam variable pressure chamber yang terletak di dalam booster.
Kondisi ini membuat vakum valve dalam posisi terbuka dan menghubungkan ruang antara passage A (constant pressure chamber) dengan ruang yang ada di Passage B (variable pressure chamber) sehingga tidak ada perbedaan tekanan.
Dengan demikian, tekanan di seluruh bagian dalam booster akan sama dan mempertahankan posisi reaction disk untuk tetap disisi kanan karena terdorong oleh pegas.
(2) Pada saat bekerja
Booster rem saat bekerja |
Ketika pedal rem ditekan, push rod menekan air valve, dan pada saat yang bersamaan control valve ikut terdorong oleh pegas sehingga menutup ruang constant presure chamber yang merupakan ruang vakum.
Posisi push rod yang menekan air valve,menyebabkan terbukanya ruang antara air valve dengan control valve yang berisi udara bertekanan atmosfir. Terbukanya ruang tersebut menyebabkan udara yang bertekanan atmosfir masuk kedalam variable pressure chamber, sehingga terjadi perbedaan tekanan dengan constant pressure chamber yang berisi udara vakum.
Perbedaan tekanan ini menyebabkan diaphragm bergerak ke kiri bersama dengan reaction disk. Gaya ini kemudian diteruskan melalui reaction disk dan dilanjutkan ke booster push rod untuk digunakan sebagai pendorong piston di dalam silinder master rem.
Artikel ini diarsipkan pada kategori : Teori-Otomotif